Senin, September 07, 2009

Musubi


"Hasrat-hasrat
pementingan diri sendiri merintangi kemajuanmu, tetapi pikiran, yang
tidak terpengaruh oleh hasrat untuk menang atau kalah, akan
membebaskanmu."
-Morihei Ueshiba
Dalam latihan aikido, nage dan uke dalam keadaan berlawanan, keduanya berada dalam konflik, uke menyerang, nage menanggulangi serangan. Namun, hal-hal yang berlawanan bukan harus berarti bertentangan. Mereka menanggulangi konflik itu dengan musubi.
Dalam praktik aikido, musubi adalah aspek yang paling sulit. Tetapi musubi begitu penting karena tanpanya gerakan-gerakan aikido akan kehilangan rohnya. Dengan musubi, gerakan-gerakan aikido akan mengalir
dengan ringan, anggun, dan tanpa paksaan. Aikidoka tidak memaksakan kehendaknya melainkan pertama-tama dia memahami hasrat (intention) maupun gerakan "lawannya," kemudian dia melakukan waza "lawannya," dan akhirnya barulah dia membawa "lawannya" menuju arah yang yang dikehendaki. "Lawannya" akan terkunci atau terbanting, namun dengan perasaan ikhlas, bahkan berterimakasih.
Musubi tidak akan dapat dilakukan dengan baik tanpa latihan "mendengar" kemauan uke. Untuk meningkatkan kemampuan mendengar itu kita membutuhkan latihan. Aikidoka berlatih mendengar bukan hanya dengan telinganya melainkan dengan seluruh pancaindranya, bahkan dengan indera keenamnya.

Morihei Ueshiba memberi pedoman: "Apabila diserang, satukan bagian atas, tengah, dan bawah tubuhmu. Masuk, berbaliklah, dan menyatulah dengan lawanmu, di depan dan belakang, kiri dan kanan."


Suber: Suhirman, Ph.D. Manfaat Aikido Bagi Pembinaan Spiritual Leadership

Tidak ada komentar:

Posting Komentar