Selasa, Juli 07, 2009

Onegai Shimasu!



"Satukan dirimu dengan kosmos, dan pikiran merasa
lebih akan menghilang. Merasa lebih adalah bagian dari dunia yang busuk.
Apabila semua sisa-sisa perasaan merasa lebih menghilang, orang yang
sesungguhnya-sosok dewata (diri sejati) menjadi nyata. Kosongkan dirimu
dan biarkan yang dewata berkarya."
--Morihei Ueshiba

Selamat datang di situs Dojo Pelangi. Dojo Pelangi adalah tempat berlatih aikido dibawah asuhan Bapak Suhirman, Ph.D. Situs ini tempat melampiaskan unek-unek, atau lebih tepatnya sekedar untuk sebuah catatan harian. Sebuah catatan yang berhubungan dengan ilmu beladiri, khususnya beladiri aikido. Juga, situs ini akan sangat bermanfaat apabila sedang di perjalanan, bisa singgah dulu ke warnet untuk mengingat sesuatu yang terlupakan tentang pelajaran aikido. Karena situs ini tidak terlepas dari unsur pembelajaran dan juga pelatihan (virtual), untuk itu terlebih dahulu saya ucapkan “onegai shimasu.”

Berikut ini saya jelaskan mengenai ucapan "onegai shimasu," cuplikan dari buku karangan Suhirman, Ph.D dalam bukunya "Manfaat Aikido Bagi Pembinaan Spiritual Leadership."
Kalimat "Onegai shimasu," yang berarti "ajarilah aku," diucapkan oleh aikidoka tanpa memandang jenjang, hierarki, atau senioritas. Baik yang baru belajar maupun yang sudah lama berlatih, semuanya mengucapkan kalimat itu pada saat akan melakukan waza. Ucapan itu disampaikan dengan tulus, bukan sekadar basa-basi. Artinya kalau kalimat itu diucapkan oleh aikidoka yang lebih senior kepada yang baru berlatih, itu mengandung makna yang sebenarnya: yang senior ingin belajar sesuatu dari yang junior karena setiap manusia satu sama lain dengan pengalaman dan sejarah hidup yang unik. Dengan onegai shimasu, aikidoka siap belajar dari pengalaman orang lain. Dengan mengucapkan berulang-ulang dalam latihan dan memahami makna onegai shimasu, aikidoka akan tumbuh menjadi orang yang memiliki semangat belajar.
Selain itu, karena onegai shimasu diucapkan dalam posisi seiza dan membungkuk dalam, kebiasaan itu akan memupuk sikap rendah hati, tidak sombong, apalagi arogan. Kerendahan hati ibarat saluran yang bersih yang mengalirkan informasi secara jernih sehingga membina komunikasi. Sebaliknya, kesombongan dan arogansi memicu reaksi negatif, meningkatkan resistensi, mengikis kepercayaan sehingga menghambat kelancaran leadership kita.
Dengan membungkuk dan mengucap onegai shimasu, aikidoka juga belajar memberi respek kepada partnernya. Bukan hanya junior yang perlu memberikan respek kepada yang senior, tetapi yang senior pun hendaknya menaruh respek kepada junior. Dalam pengertian itu berarti yang tua pun menghormati yang muda. Ini sangat penting dalam kepemimpinan karena setiap orang membutuhkan respek. Anak buah juga membutuhkan respek dari para pemimpin mereka. Dengan bersikap respek kepada anak buah, pemimpin dapat menghargai gagasan-gagasan anak buahnya yang dia perlukan demi keberhasilan leadership-nya.
Dalam latihan aikido, kalimat onegai shimasu sebaiknya tidak hanya keluar dari bibir sebagai basa-basi, melainkan keluar dari lubuk hati. Bukan hanya menghormati teman dari segi fisik, tetapi juga pikiran, perasaan, dan spiritualnya. Karena dibalik sikap membungkuk hormat dan ucapan onegai shimasu itu terkandung inti ajaran aikido yang, sayangnya, kurang diperhatikan orang, meskipun oleh para aikidoka sekalipun.
Aikidoka duduk seiza, pandangan dan perhatian ke arah partner, kedua tangan diletakkan di matras di depannya, lalu dia menundukkan badannya cukup rendah, tetapi pandangannya tetap pada partnernya, dengan mengucap onegai shimasu. Aikidoka menilai penghormatan sebagai sesuatu yang penting. Titik beratnya ada pada menghormati partner. Ini penting karena banyak orang ingin dihormati, namun kebiasaan lupa balas menghormat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar